Rabu, 09 Juni 2010

TUGAS
KEWIRAUSAHAAN





Disusun Guna Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Kewirausahaan
Dosen Pengampu : Drs. Isdiyarto, M.Pd



Disusun Oleh :
Nama : YOHANES CATUR WIBOWO
NIM : 5301407024
Prodi : Pendidikan Teknik Elektro, S1
Kelompok : VI (Enam)



JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2010

PERTANYAAN :
1. Jelaskan pengertian dan berikan contoh.
a. Wirausaha.
b. Kreatif.
c. Inovasi.
2. Bagaimana langkah-langkah yang harus ditempuh dalam memasuki dunia usaha?
3. Kemampuan apa saja yang harus dimiliki oleh seorang yang ingin memasuki dunia usaha?
JAWABAN :
1. *) Wirausaha adalah seseorang yang mengorganisir, mengelola dan memilki keberanian untuk menghadapi resiko. Sebagai pengelola dan pemilik usaha atau pelaksana usaha kecil kecil, wirausaha harus memiliki kecakapan untuk bekerja, kemampuan mengorganisir, kreatif dan lebih menyukai tantangan
Contohnya : Seseorang yang mempunyai pabrik krupuk. Meskipun hanya industri kecil atau juga disebut industri rumah tangga, maka pemilik/pengusaha tersebut dapat disebut sebagai seorang wirausaha.

*) Kreatif adalah yaitu kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru yang berbeda dan diakui oleh orang lain. Tetapi kata 'menciptakan hal baru' ini jangan disalahartikan jika kita tidak dapat membuat hal baru maka kita akan gagal dalam hidup. setiap manusia tidak dapat menciptakan!! tetapi manusia dapat menemukan hal yang orang lain belum temukan dan/atau mengubah hal-hal lama menjadi baru dengan gabungan dan ide-ide tambahan. jika kita dapat melakukan ini maka djamin hidup kita bakalan sukses karena pada jaman sekarang ini kunci kesuksesan dalam hidup adalah kreatif. dsamping manfaat bahwa kita akan sukses kita juga dapat menyelesaikan berbagai permasalahan dalam hidup karena dengan kreatif kita akan selalu mencari solusi baru dengan ide-ide kita. dengan kreatif juga kita dapat lebih banyak dikenal dan mengenal orang lain. Dengan begitu kita dapat mengasah kemampuan kita dengan bertukar pikiran dan pendapat. kemampuan untuk dapat menjadi kreatif selalu ada dalam setiap orang, oleh karena itu kita harus selalu berusaha mencari sisi kreatif dalam diri kita, melatihnya, dan mengembangkannya setiap saat.
Contohnya : seorang pedagang memproduksi baksonya lain dari pedagang yang lainnya. Biasanya pedagang bakso hanya menggunakan campuran daging sapi dan tepung saja. Tetapi, dia menambahkan baksonya dengan telur puyuh yang ada didalam baksonya. Maka pedagang bakso tersebut dapat dikatakan pedagang yang mempunyai kreasi.
*) Inovasi adalah sebuah kreasi, pandangan atau pemikiran yang baru atau juga bisa disebut kombinasi baru. Istilah kombinasi baru ini dapat merujuk pada produk, jasa, proses kerja, dan pasar.
Contohnya : dahulu motor menggunakan pengapian model CDI, tetapi sekarang menggunakan model pengapian injection. Hal tersebut merupakan salah satu bemtuk inovasi bidang teknologi transportasi.

2. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam memasuki dunia usaha
i. Kita harus memilih bidang dan jenis usaha yang akan dimasuki.
ii. Membentuk usaha dan kepemilikan.
iii. Menyiapkan modal, baik materi maupun tenaga kerja.
iv. Menyiapkan tempat usaha yang akan dipilih.
v. Menyusun organisasi yang akan digunakan.
vi. Memperhatikan lingkungan usaha.

3. Kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang yang ingin memasuki dunia usaha.
Untuk memasuki memulai usaha yang baru, maka seorang wirausaha tidak hanya memiliki kemampuan, tetapi juga harus memiliki ide dan kemauan. Ide dan kemauan tersebut harus diwujudkan dalam bentuk barang dan atau jasa yang laku di pasar. Oleh karena itu, melihat peluang yang besar merupakan langkah yang harus dilakukan sebelum produk barang dan atau jasa diciptakan.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merintis usaha baru, yaitu :
i. Bidang dan jenis usaha yang dimiliki.
ii. Bentuk usaha dan bentuk kepemilikan yang akan dipilih.
iii. Tempat usaha yang akan dipilih.
iv. Organisasi usaha yang akan digunakan.
v. Jaminan usaha yang mungkin diperoleh.
vi. Lingkungan usaha yang akan berpengaruh.
ABSTRAK

Yohanes Catur Wibowo, 2010. (Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Praktik Motor Listrik Siswa Jurusan Teknik Listrik di SMK Jepara). Skripsi. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.


Pada dasarnya setiap siswa mempunyai potensi yang perlu dikembangkan dan direalisasikan di dalam bentuk prestasi nyata, salah satunya adalah prestasi belajar . Mengenai pencapaian prestasi pelajar siswa berasal dari siswa sendiri dan berasal dari luar siswa. Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar praktik motor listrik siswa SMK Jepara.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh positif antara motivasi belajar dan prestasi belajar praktik motor listrik siswa SMK Jepara. Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah seluruh siswa jurusan listrik SMK Jepara tahun pelajaran 2009/2010 yang mengambil mata pelajaran praktik motor listrik, yakni siswa kelas III yang berjumlah 29 siswa, sedangkan teknik pengambilan sampelnya adalah Purposive Sampling dan yang menjadi sampel adalah siswa jurusan listrik yang mengambil mata pelajaran praktik motor listrik kelas III yang berjumlah 29 siswa. Analisis data yang digunakan adalah dengan
menggunakan regresi, yang dilakukan dengan komputer program SPSS versi 10.0.
Berdasarkan hasil uji regresi didapatkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel motivasi berlajar terhadap prestasi siswa dengan didapatkan nilai Fhitung sebesar 25,260 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, sedangkan pada perbandingan antara Fhitung dengan Ftabel didapatkan besarnya Ftabel sebesar 4,1830 sehingga Fhitung > Ftabel. Berarti hipotesis kerja diterima.
Saran dari penelitian ini, yaitu maka diharapkan kepada semua guru sebagai pendidik agar dapat selalu menumbuhkan motivasi belajar yang tinggi kepada semua siswa didiknya agar dapat dicapai tujuan pendidikan yang direfleksikan dengan prestasi belajar yang menggembirakan. Sedangkan pada orang tua siswa diharapkan untuk dapat selalu memantau prestasi belajar putranya agar apabila terjadi penurunan prestasi belajar dapat segera memberi dukungan dan semangat kepada putranya untuk tetap giat belajar.











METODE PENELITIAN
Tugas Individu Ini Disusun Guna Memenuhi Sebagian Tugas Dari Mata Kuliah
Metode Penelitian
Dosen Pengampu : Drs. Eko Supraptono, M.Pd









Disusun Oleh :

Nama : Yohanes Catur Wibowo
NIM : 5301407024
Prodi. : Pendidikan Teknik Elektro, S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2010
PANDUAN PENULISAN SOAL

I. Langkah-langkah dalam Penulisan Soal
1. Analisa Kurikulum
Dengan menggunakan kurikulum sebagai sumber, pengukuran hasil pendidikan merupakan pengukuran yang representative terhaadap kemampuan siswa.
2. Analisa Buku Pelajaran dan Sumber Materi Pelajaran Lainnya
Dari seperangkat test yang disusun perlu dipertimbangkan mengenai bahan-bahan yang dianggap penting saja yang perlu di ujikan. Selain itu perlu adanya analisa terhadap buku pelajaran yang dikenal dengan timbangan buku, baik analisa kurikulum maupun timbangan buku.
3. Menetapkan Tujuan Kelas
Test prestasi belajar dapat dibuat untuk bermacam-macam tujuan diantaranya:
a. Evaluasi Belajar Tahap Akhir (EBTA)
b. Ujian atau seleksi
c. Test untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa dengan tes diagnostig.
4. Menentukan Kisi-kisi (Blue Print)
4.1. Pokok Bahasan
Perlu adanya pembobotan terhadap pokok bahasan menjadi 3 kategori yaitu pokok bahasan yang penting, sedang, dan kurang penting dengan perbandingan 3:2:1. Penafsiran serta penentuan bobot bagi perkembangan kurikulum sebaiknya di buat 3 kisi-kisi yaitu :
a. Kisi-kisi dibuat oleh tim atau kelompok pengembang
b. Kisi-kisi dibuat oleh tim penulis buku teks
c. Kisi-kisi dibuat oleh guru-guru
4.2. Aspek Intelektual
a. Pengetahuan tentang fakta (Reccal)
b. Pembahasan (Comperehension)
c. Penerapan (Aplication)
d. Analisis (Analysis)
e. Sintesis (Syntesis)
f. Evaluasi (Evaluation)\
4.3. Bentuk Soal
a. Bentuk Uraian (Essay)
b. Bentuk Obyektif (non essay)
4.4. Tingkat kesukaran soal
Soal-soal diurutkan dari yang paling mudah sampai ke yang paling sukar.
4.5. Jumlah dan proporsi soal
a. Jumlah soal ditentukan oleh waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal tersebut.
b. Tinggi rendahnya kesukaran dihubungkan erat dengan aspek intelekyual yang hendak diukur, semakin tinngi aspek intelektual yang hendak diukur semakin sukar pula butir soal yang digunakan untuk mengukurnya.
5. Penulisan TIK (Tujuan Intruksional Khusus)
Kriteria penulisan tujuan instruksional khusu adalah sebagai berikut :
a. Jenis tingkah laku
b. Situsai dimana tingkah laku itu terjadi
c. Tingkat prestasi
d. Subyek
e. Relevansi
f. Penulisan soal

II. Pedoman Penulisan Soal Pilihan Ganda
1. Bentuk dan Stuktur Soal
a. Stem (pokok soal), kalimat pertanyaan.
b. Option (pilihan jawaban), satu jawaban yang benar dan beberapa jawaban yang salah.
2. Kaidah-kaidah Penulisan Soal
a. Pernyataan atau pertanyaan dalam stem (pokok soal) harus jelas.
b. Option harus logis dan iritkan dari bilngan yang kecil ke yang besar andaikata option (pilihan jawaban) merupakn jawaban.
c. Sebaiknya hindari menggunakn pertanyaan yang bersifat negative atau ingkar, karena akan membingungkan siswa.
d. Diusahakan untuk menghindari penggunaan option (pilihan jawaban) yang berakhir dengan : “Semua jawaban diatas salah” atau “Semua jawaban diatas benar”.
e. Diusahakan agar supaya option (pilihan jawaban) homogen (seragam).
f. Pernyataan pada stem (pokok soal) terdiri dari matri yang diperlukan saja sehinnga tidak mengaburkan maksud dari pada soal itu sendiri.
g. Untuk setiap soal hanya ada satu jawaban yang benar atau yang paling benar.
h. Seharusnya didalam stem maupun option tidak terdapat petunjuk terhadap jawaban yang benar.
i. Didalam stem, hindarkan penggunaan ungkapan yang bersifat tidak tentu.
j. Diusahakan agar distraktor (pengecoh) mirip betul dengan jawaban yang benar.
k. Diusahakan agar soal yang satu jangan bergantung dari soal yang lain.
l. Diusahakan agar soal yang satu tidak member petunjuk terhadap jawaban yang benar pada soal lain.
m. Jumlah pilihan jawaban untuk setiap soal dari satu perngkat tes hendaknya sama.
n. Jawaban yang benar hendaknya tersebar letaknya dan ditentukan secara random (acak).

III. Variasi Bentuk Pilihan Ganda
1. Melengkapi 4 Pilihan
a. Jawaban sebagai pelengkap
b. Pengecualian
c. Jawaban pertanyaan
2. Hubungan Antar Hal
Soal dalm bentuk ini terdiri aatas dua pertanyaan.
3. Tinjauan Khusus
Soal dalam bentuk ini merupakan simulasi keadaan nyata.
4. Asosiasi Pilihan Ganda
Melengkapi empat pilihan dan jawaban yang benar lebih dari satu.
5. Membaca Diagram (termasuk tabel, gambar, dan fisik)
Melengkapi lima pilihan dengan masalah yang khusus yakni diagram gambar dan grafik.

IV. Aspek Tingkah Laku yang Diukur
Proses intelektual yang merupakan jenjang kemampuan berfikir yang hendak diukur ini ialah :
1. Pengingatan
2. Mengingat tentang konsep, idea, gejala, atau istilah-istilah tanpa harus memahami atau menggunakannya.
Kata-kata kerja operasional : menyebutkan, mununjukan, mengenal, mengingat.
3. Penerapan
Kata-kata operasional : menggunakan, menerapkan, menggeneralisasikan, menhubungkan, memilih, mengembangkan, mengorganisasikan, meminorkan, menyusun, mengklarifikasi, dan mengubah.
4. Analisis
Kata-kata operasional : membedakan, menemukan, mengklarifikasikan, mengkategorisasikan, menganalisa, membandingkan.
5. Sintesis
Kata-kata operasional : menghubungkan, menghasilkan, mengkhususkan, mengembangkan, menggabungkan, mengorganisasikan, mensintesa, mengklarifikasikan, menyimpulkan.
6. Evaluasi
Kata-kata operasional : menafsirkan, menilai, menentukan, mempertimbangkan, membandingkan, membakukan.
















Evaluasi Pendidikan
Tugas Individu Ini Disusun Guna Memenuhi Sebagian Tugas Dari Mata Kuliah
Evaluasi Pendidikan
Dosen Pengampu : Drs. FR. Sri Sartono, M.Pd







Disusun Oleh :
Nama : Yohanes Catur Wibowo
NIM : 5301407024
Prodi. : Pendidikan Teknik Elektro, S1




FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2010
Tugas ke-1
Evaluasi Pendidikan
Tugas Individu Ini Disusun Guna Memenuhi Sebagian Tugas Dari Mata Kuliah
Evaluasi Pendidikan
Dosen Pengampu : Drs. FR. Sri Sartono, M.Pd














Disusun Oleh :

Nama : Yohanes Catur Wibowo
NIM : 5301407024
Prodi. : Pendidikan Teknik Elektro, S1


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2010
PERTANYAAN :

Apa, bagaimana, dan mengapa evaluasi pendidikan itu?


JAWAB :

1. Apa Evaluasi Pendidikan ?
Evaluasi merupakan kegiatan pengumpulan kenyataan mengenai proses pembelajaran secara sistematis untuk menetapkan apakah terjadi perubahan terhadap peserta didik dan sejauh apakah perubahan tersebut mempengaruhi kehidupan peserta didik. (dikutip dari Bloom et.all 1971).
Stufflebeam et.al 1971 mengatakan bahwa evaluasi adalah proses menggambarkan, memperoleh dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan.
Evaluasi sendiri memiliki beberapa prinsip dasar yaitu ;
1. Evaluasi bertujuan membantu pemerintah dalam mencapai tujuan pembeljaran bagi masyrakat.
2. Evaluasi adalah seni, tidak ada evaluasi yang sempurna, meski dilkukan dengan metode yang berbeda.
3. Pelaku evaluasi atau evaluator tidak memberikan jawaban atas suatu pertanyaan tertentu. Evaluator tidak berwennag untuk memberikan rekomendasi terhadap keberlangsungan sebuah program. Evaluator hanya membantu memberikan alternatif.
4. Penelitian evaluasi adalah tanggung jawab tim bukan perorangan.
5. Evaluator tidak terikat pada satu sekolah demikian pula sebaliknya.
6. evaluasi adalah proses, jika diperlukan revisi maka lakukanlah revisi.
7. Evaluasi memerlukan data yang akurat dan cukup, hingga perlu pengalaman untuk pendalaman metode penggalian informasi.
8. Evaluasi akan mntap apabila dilkukan dengan instrumen dan teknik yang aplicable.
9. Evaluator hendaknya mampu membedakan yang dimaksud dengan evaluasi formatif, evaluasi sumatif dan evaluasi program.
10. Evaluasi memberikan gambaran deskriptif yang jelas mengenai hubungan sebab akibat, bukan terpaku pada angka soalan tes.
Dengan demikian dapat dimengerti bahwa sesungguhnya evaluasi adalah proses mengukur dan menilai terhadap suatu objek dengan menampilkan hubungan sebab akibat diantara faktor yang mempengaruhi objek tersebut.

2. Bagaimana Evaluasi Pendidikan ?
Prosedur Melaksanakan Evaluasi
Dalam melaksanakan evaluasi pendidikan hendaknya dilakukan secara sistematis dan terstruktur. Evaluasi pendidikan secara garis besar melibatkan 3 unsur yaitu input, proses dan out put. Apabila prosedur yang dilakukan tidak bercermin pada 3 unsur tersebut maka dikhawatirkan hasil yang digambarkan oleh hasil evaluasi tidak mampu menggambarkan gambaran yang sesungguhnya terjadi dalam proses pembelajaran. Langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan evaluasi pendidikan secara umum adalah sebagai berikut :
a. perencanaan (mengapa perlu evaluasi, apa saja yang hendak dievaluasi, tujuan evaluasi, teknikapa yang hendak dipakai, siapa yang hendak dievaluasi, kapan, dimana, penyusunan instrument, indikator, data apa saja yang hendak digali, dsb)
b. pengumpulan data ( tes, observasi, kuesioner, dan sebagainya sesuai dengan tujuan)
c. verifiksi data (uji instrument, uji validitas, uji reliabilitas, dsb)
d. pengolahan data ( memaknai data yang terkumpul, kualitatif atau kuantitatif, apakah hendak di olah dengan statistikatau non statistik, apakah dengan parametrik atau non parametrik, apakah dengan manual atau dengan software (misal : SAS, SPSS )
e. penafsiran data, ( ditafsirkan melalui berbagai teknik uji, diakhiri dengan uji hipotesis ditolak atau diterima, jika ditolak mengapa? Jika diterima mengapa? Berapa taraf signifikannya?) interpretasikan data tersebut secara berkesinambungan dengan tujuan evaluasi sehingga akan tampak hubungan sebab akibat. Apabila hubungan sebab akibat tersebut muncul maka akan lahir alternatif yang ditimbulkan oleh evaluasi itu.

3. Mengapa Evaluasi Pendidikan ?

Karena dengan evaluasi, kita dapat melihat dan mengetahui proses yang terjadi dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran memiliki 3 hal penting yaitu : input, transformasi (proses) dan output. Input adalah peserta didik yang telah dinilai kemampuannya dan siap menjalani proses pembelajaran. Transformasi (proses) adalah segala unsur yang terkait dengan proses pembelajaran yaitu ; guru, media dan bahan belajar, metode pengajaran, sarana penunjang dan sistem administrasi. Sedangkan output adalah capaian yang dihasilkan dari proses pembelajaran.

Daftar Pustaka :
http://kumpl.bloger.com/2010/01/15/evaluasi-pendidikan/. Didownload tanggal 19 April 2010
MAKALAH
METODE PROGRAMMING LINIER UNTUK MENYELESAIKAN PROBLEM PEMBANGKITAN EKONOMIS
PADA SISTEM TENAGA LISTRIK







Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Aplikasi Komputer Dalam STL
Dosen Pengampu : Drs. Agus Suryanto, M.T


Disusun Oleh :

YOHANES CATUR WIBOWO NIM (5301407024)


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2010
METODE PROGRAMMING LINIER UNTUK MENYELESAIKAN PROBLEM PEMBANGKITAN EKONOMIS
PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
I. PENDAHULUAN.
Suatu pertumbuhan energi yang cukup besar disuplai dalam bentuk energi listrik, karena listrik menyediakan bentuk tenaga yang sangat menyenangkan untuk penerangan, daya penggerak berbagai jenis beban dan sejumlah aplikasi penggunaan lainnya. Umumnya sangat ekonomis menggunakan bentuk energi ini untuk tenaga. Keuntungan lainnya adalah kebersihan dan mudahnya dalam pengontrolan. Konsumsi energi listrik pertahun meningkat secara drastis di seluruh penjuru dunia. Standar kehidupan suatu negara dalam hal tertentu terkait dengan tingkat pemakaian listriknya. Industrialisasi yang cepat memungkinkan terjadi bila tenaga listrik yang murah tersedia.
Karena itu, metode untuk memproduksi dan mendistribusikan tenaga listrik secara ekonomis sedang dipelajari secara intensif oleh peneliti-peneliti yang berkecimpung dalam persoalan ini. Untuk memahami problem pembangkitan ekonomis suatu sistem tenaga listrik, maka terlebih dahulu pemahaman mengenai definisi sistem tenaga listrik penting dikemukakan. Gambar 1 menunjukkan suatu model konseptual dari suatu sistem tenaga listrik. Komponen-komponen utama adalah pembangkit (power plant), jaringan transmisi dan distribusi, dan pusat-pusat beban.
Jenis pembangkit yang menjadi perhatian disini adalah pusat-pusat pembangkit besar dimana bahan bakar fosil, tenaga air dikonversi menjadi energi listrik dengan bantuan unit turbin generator ukuran besar. Biasanya pembangkitpembangkit jenis ini ditempatkan pada lokasi yang ditentukan oleh ketersedian transportasi bahan bakar, air pendingin, bendungan air, masalah lingkungan atau pertimbangan fisik lainnya. Ini mengartikan bahwa lokasi pembangkit-pembangkit biasanya berjauhan dengan pusat-pusat beban.














Gambar 1. Bagian utama suatu sistem tenaga listrik.
Beban-beban pada permasalahan ini adalah pusat-pusat distribusi tenaga listrik dimana tenaga listrik dapat dikirim kepada konsumen dengan jaringan yang bertegangan lebih rendah. Beban mungkin dapat berupa daerah perkotaan, pusat komersial atau kompleks industri. Disini, beban direpresentasikan sebagai pusat suplai yang disebut gardu induk. Jaringan transmisi mempunyai fungsi menginterkoneksi sistem supaya terjadi pertukaran energi. Distribusi membentuk suatu jaringan dimana tenaga listrik didistribusikan ke berbagai konsumen dengan tegangan distribusi.
Suatu sistem tenaga akan menjadi rumit jika sistem tersebut terdiri atas sejumlah pembangkit dengan berbagai jenis yang terinterkoneksi oleh suatu jaringan transmisi dan jaringan distribusi untuk mensuplai berbagai jenis beban yang berbeda dari berbagai konsumen. Namun demikian, tenaga listrik yang disuplai ke terminal-terminal konsumen haruslah:
a. Kemungkinan harga minimum.
b. Kemungkinan keandalan maksimum (seperti ketersedian suplai maksimum yang dicapai dengan kemungkinan keamanan suplai maksimum).
c. Kualitas yang cocok seperti tegangan
Seharusnya berada di antara batas tertentu. Untuk mencapai biaya minimum yang diperlukan untuk memberikan keamanan yang cukup dalam mensuplai tenaga listrik sekaligus memberikan regulasi tegangan dan kestabilan frekwensi yang cocok, maka diperlukan suatu penjadwalan output pembangkit untuk menjaga agar tetap sama dengan jumlah beban yang ada pada sistem termasuk losses karena interkoneksi. Karena itu problem pembangkitan menjadi sangat penting untuk diperhatikan.


II. METODE PENYELESAIAN PEMBANGKITAN EKONOMIS.
Sejumlah teknik telah dicoba untuk menyelesaikan persoalan pembangkitan ekonmis sistem tenaga listrik. Metode pembangkitan dengan urutan prioritas melakukan peringkatan pembangkit berdasarkan urutan yang disukai. Sebagai contoh, pembangkit dapat diurut sesuai dengan urutan biaya pemakaian bahan bakarnya ($/MWh) mulai dari yang paling murah. Urutan yang dipilih dapat dimodifikasi untuk melakukan koreksi karena keselamatan, losses sistem, dan lain-lain. Dalam penggunaan urutan ini, pengatur akan menimbang kebutuhan yaitu jumlah keseluruhan kebutuhan beban perjam ditambah dengan cadangan yang diperlukan, dan membangkitkan tenaga pada generator sesuai dengan urutan prioritas dengan kapasitas yang cukup dengan besar kebutuhan. Untuk penghentian pembangkitan sejumlah kapasitas, maka dipilih urutan pembangkitan yang paling mahal.
Suatu metode iterasi untuk menghitung pembangkitan pada pembangkit yang terkait dengan komputasi sangat cepat telah memperoleh perhatian yang sangat traktif. Disini, fungsi biaya diminimasi melalui penyesuaian variable-variabel dengan syarat bahwa kendala-kendala persamaan dan pertidaksamaan juga terpenuhi. Solusi dari problem optimasi seperti ini merupakan bagian dari suatu cabang matematik yang disebut dengan programming matematik.
Terdapat berbagai solusi yang menimbang programming matematik alam menyelesaikan pembangkitan ekonomis sistem tenaga listrik. Solusi eksak dari problem pembangkitan ekonomis dilakukan dengan pendekatan programming nonlinier, tetapi pendekatan ini didapati sebagai tidak populer karena lambatnya dalam konvergensi, kebutuhan titik awal yang sesuai dan kadang-kadang komptutasi tidak andal. Pendekatan programming linier atraktif karena kecepatannya dalam mencapai konvergensi komputasi yang andal dan kokoh (robust). Makalah ini mempresentasikan algoritma yang praktis dan andal yang dikembangkan untuk menyelesaikan problem pembangkitan ekonomis system tenaga listrik untuk meminimasi biaya pembangkitan dengan tetap memenuhi kebutuhan beban yang ada sekaligus memenuhi persyaratan berbagai kendala.

III. FORMULASI PERMASALAHAN.
Dalam suatu sistem dimana sejumlah pembangkit yang beroperasi secara paralel dan terinterkoneksi melalui sistem jaringan transmisi, penyertaan analisis aliran daya harus ditimbang dalam studi keekonomian. Jika incremental biaya pembangkit adalah konstan, biaya pembangkitan sistem akan merupakan suatu fungsi linier dari daya aktif individu pembangkit dan sangat mungkin mengekspresikan problem pembangkitan ekonomis sebagai suatu problem linier. Kendala-kendala akan berupa kapasitas total yang dibutuhkan, karakteristik pengopersian pembangkit (generator), linieritas model DC, batas daya yang mengalir pada jaringan.
Tujuan utama dari pembangkitan ekonomis adalah menentukan pembangkitan daya aktif dengan biaya pegoperasian yang minimum ketika pembangkitan berubah untuk memenuhi kebutuhan beban pada jaringan dengan m simpul. Kriteria keselamatan dibuat berupa daya yang mengalir dalam rangkaian (saluran) tidak melebihi batas kemampuan penyaluran oleh semua jaringan yang tersedia. Prosedurnya adalah mengekspresikan aliran daya dalam fungsi output pembangkit, dengan menggunakan kendalakendala di atas yang akan meminimasi biaya pembangkitan.
Cara membentuk suatu programming linier untuk menyelesaikan problem pembangkitan adalah membuat suatu bentuk fungsi tujuan (objective function) dan kendala-kendala persamaan dan pertidaksamaan sistem tenaga yang merefleksikan persyaratan pengoperasian sistem.

A. Objective Function.
Dalam suatu sistem tenaga dengan sejumlah n pembangkit (generator), biaya total pembangkitan diberikan oleh:

Keterangan:
Cj = incremental biaya pembangkit,
Pgj = output daya aktif pembangkit,
n = jumlah unit pembangkit,
Dan disini diasumsikan bahwa biaya pembangkitan merupakan fungsi output daya aktif yang dibangkitkan (Pgj). Tujuan dari permasalahan adalah meminimasi persamaan dan secara simultan memenuhi suatu kumpulan kendala-kendala pengoperasian.






B. Kendala-Kendala Pengoperasian.
Sekarang, sejumlah pembatasan pengoperasian harus ditimbang untuk mendapatkan suatu kumpulan variabel daya aktif Pgj yang akan meminimasi fungsi biaya.
i. Kendala Keseimbanhan Daya.
Dalam kondisi keadaan mantap (steady state), terdapat suatu keseimbangan daya aktif yaitu:


Keterangan :
Pdi = kebutuhan beban pada rel,
m = jumlah rel.
Asalkan semua incremental biaya pembangkit positif, persamaan dapat diganti dengan suatu pertidaksamaan berikut:

Atau
tanpa mempengaruhi solusi optimum.

ii. Kendala Pembangkit.
Minimasi biaya dilaksanakan melalui penyesuaian dalam nilai variabel kontrol. Penyesuaian ini dibatasi dalam batas yang dispesifikasi yang didasarkan pada pertibangan enjinering dari individu pembangkit. Karena itu, pembangkitan daya aktif dari masing-masing unit dibatasi antara batas bawah dan batas atas dari kemampuan opersional atau dapat ditulis sebagai berikut :

Untuk j = 1, 2, .. n. dimana :

masing-masing menyatakan batas pembangkitan bawah dan atas. Batas atas Pgmax terkait dengan kapasitas termal stator dari pembangkit. Batas bawah Pgmin disebabkan oleh pertimbangan termal boiler yang memproduksi uap untuk menggerakkan turbin pada pembangkit fosil, dan lain-lain.


iii. Kendala Keselamatan.
Untuk setiap saluran transmisi, terdapat suatu batas atas dari daya yang dapat disalurkan dengan baik. Batas ini ditentukan oleh kapasitas termal saluran atau transformator yang terhubung atau mungkin ditentukan oleh karena pertimbangan keselamatan. Karena itu, batas pembebanan saluran transmisi mengambil bentuk kendala-kendala pada daya yang mengalir pada cabang-cabang.
Dengan mendefinisikan aliran saluran sebagai positif pada suatu arah tertentu, maka ekspresi kendala dapat ditulis sebagai berikut:
Pmin ≤ P ≤ Pmax
dimana:
Pmax, Pmin = masing-masing menyatakan batas pembebanan atas dan bawah saluran.
P = aliran daya aktif pada saluran.

IV. APLIKASI ALGORITMA.
Suatu sample sistem tenaga listrik, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2, terdiri atas 23 rel, 30 saluran transmisi termasuk transformator dan disuplai oleh 24 pembangkit ditimbang. Table (1 – 3)

Gambar 2 Diagram garis sample system
Suatu program komputer yang mengimplementasikan algoritma yang diusulkan disiapkan dan dioperasikan pada komputer pribadi (personal computer) untuk menguji metode yang dikembangkan pada sistem tenaga yang disebutkan di atas Algoritma programming linier diselesaikan oleh satu routine yang tersedia pada Fortran Power Station. Solusi optimum dari output daya aktif pembangkit ditunjukkan pada tabel (4). Dari pemebebanan pembangkit yang diperoleh, aliran daya optimum dihitung dan hasilnya dapat dilihat pada tabel (5).

V. KESIMPULAN.
Suatu kebutuhan beban yang diberikan dapat dipenuhi oleh sejumlah konfigurasi output pembangkit yang takterhingga. Karena itu sangat penting untuk memutuskan suatu konfigurasi yang paling baik atau suatu strategi pegoperasian yang optimum. Pada makalah ini, suatu metode dalam menentukan output daya aktif pembangkit dari suatu sistem yang terinterkoneksi rumit telah dipresentasikan. Pembangkitan ekonomis diselesaikan secara sukses dengan menggunakan pendekatan programming linier. Metode yang diusulkan sangat sederhana dan mudah diaplikasi sebagai suatu alat untuk membantu operator sistem memperbaiki pengoperasiannya sekaligus meminimasi biaya pengoperasian sistem pembangkitan.

VI. DAFTAR PUSTAKA.
http://komputasi.inn.bppt.go.id/semiloka05/1605.pdf













DAFTAR TABEL